Maumere Manisee....
Kebudayaan kota Maumere
Budaya dan Ragam Tradisi di Kabupaten Sikka
Kabupaten Sikka menyimpan begitu banyak ragam budaya,tradisi,bahasa dan peninggalan-peninggalan masa lampau yang mempunyai nilai peradaban yang tak ternilai.Memang banyak masyarakat dinegara kita yang belum mengetahui karena memang informasi seperti ini bisa dibilang jarang ditemui.
Sedikit informasi tentang keragaman budaya,bahasa yang khas dan unik dari kabupaten Sikka bisa dibaca disini…
- Kepercayaan purba –.> Tuhan, Dewa Matahari-Bulan
- Mo’ang Allessu
* Don Alessu Ximenes da Silva, peletak Agama Katolik di Kerajaan Sikka-Krowe
Bahasa dan Etnik
* Sikka Krowe – Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Sikka, Kelompok etnis yang
mendiami sebagian besar wilayah Kabupaten Sikka yang terdiri dari sub etnis Sikka Lela,Nita Koting, Nelle-Baluele, Habi-lli-Wetakara, Bola-Wolunwalu,Dorang-Halehebing.
* Sikka Muhan – Bahasa digunakan adalah Bahasa Muhan, Kelompok etnis Tana Ai yang
mendiami wilayah sekitar Kringa dan Werang. Penganut sistem kekerabatan matrilinear.
* Muhan mendiami bagian timur Kabupaten Sikka, sekitar perbatasan dengan Kab. Flores
Timur atau sering disebut Muhang Jawa.* Lio – Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Lio, Mayarakat etnis Lio mendiami bagaian
barat Kab. Sikka dan terdiri dari beberapa sub etnis seperti Mblengu, Mego, Nualolo, dan Bu.
* Palue – Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Palue,Kelompok etnis yang mendiami pulau Palue antara lain sub-etnis Nge: Lajangawawi, Lajakarapau, Suria, Kimalaja, Cinde, Pima dan Uwi Muri.
* Tidung – Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Bajo, Kelompok etnis Kidong Bajo berasal dari Sulawesi selatan yang mendiami pulau-pulau sekitar Teluk Maumere dan sepanjang Pantai Utara (Magepanda, Alok, Kewapante, Waigete, Talibura)
Adat upacara
• 2 ritual siklus tahunan, yakni:
- Musim tanam (Wulang Leleng) dan
- Musim panen (Wulang Dereng)
• 3 siklus daur hidup (Hu’erHoreng Ata Bi’ang), yakni:
- Kelahiran (Wua DetAE Doda), terdiri dari 8 ritual, mulai dari pemberian nama hingga
penyunatan
- Pernikahan (Lema Lepo ‘Rawit Woga), termasuk ritual yang paling rumit terdiri dari 11 ritual, mulai dari ritual meminang hingga ritual mengantar istri ke pihak keluarga
suami. Adat mas kawin (belis) menurut para ahli dan sejarahwan berasal dari perintah
Ratu Dona Inez dan Ratu Dona Maria Du’a Lise Ximenes da Silva pada awal abad ke 17, guna mengangkat harkat kaum wanita di Kerajaan Sikka.
- Kematian (Huer Hereng Ata Mateng Potat), terdiri dari 7 ritual, mulai dari ritual
pembawaan kain, lilin hingga ritual
• Seni tari terdiri dari:
- Tari Upacara Ritual, berkaitan dengan kelahiran, tanam padi, hingga giring perahu.
- Tari Perang, berkaitan dengan ritual sebelum perang hingga tari kemenangan perang.
- Tari Pergaulan, seperti pesta panen, perkawinan hingga tarian yang diwarisi dari
kebudayaan Portugis seperti Tari Bobu yang merupakan drama tari kehidupan Yesus.
• Musik tradisional di Sikka sangat diwarnai oleh musik perkusi pukul yang disebut gong waning, namun alat musik lainnya juga cukup komplit, mulai dari alat perkusi pukul dari metal dan bambu, perkusi kulit (gendang), musik tiup, alat musik petik hingga gesek.
• Tradisi Tenun ikat, dimana tenun ikat tidak hanya menghasilkan tekstil semata, namun setiap motif tenun ikat selalu punya makna simbolis, bahkan pada jaman kerajaan juga menjadi penanda status adat dan sosial.
Benda Pusaka Budaya
Budaya Sikka sangat kaya dengan barang-barang pusaka budaya, baik yang asli dari
kerajaan Sikka sebelum Portugis datang maupun sesudah Portugis datang. Benda pusaka
budaya antara lain: benda peninggalan pra-sejarah (tempayan dongson, replika perahu perak Dobo), benda-benda peninggalan kebesaran kerajaan disebut Regalia, patung keagamaan(patung Bayi Yesus, Watu Cruz)
Kabupaten Sikka menyimpan begitu banyak ragam budaya,tradisi,bahasa dan peninggalan-peninggalan masa lampau yang mempunyai nilai peradaban yang tak ternilai.Memang banyak masyarakat dinegara kita yang belum mengetahui karena memang informasi seperti ini bisa dibilang jarang ditemui.
Sedikit informasi tentang keragaman budaya,bahasa yang khas dan unik dari kabupaten Sikka bisa dibaca disini…
- Kepercayaan purba –.> Tuhan, Dewa Matahari-Bulan
- Mo’ang Allessu
* Don Alessu Ximenes da Silva, peletak Agama Katolik di Kerajaan Sikka-Krowe
Bahasa dan Etnik
* Sikka Krowe – Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Sikka, Kelompok etnis yang
mendiami sebagian besar wilayah Kabupaten Sikka yang terdiri dari sub etnis Sikka Lela,Nita Koting, Nelle-Baluele, Habi-lli-Wetakara, Bola-Wolunwalu,Dorang-Halehebing.
* Sikka Muhan – Bahasa digunakan adalah Bahasa Muhan, Kelompok etnis Tana Ai yang
mendiami wilayah sekitar Kringa dan Werang. Penganut sistem kekerabatan matrilinear.
* Muhan mendiami bagian timur Kabupaten Sikka, sekitar perbatasan dengan Kab. Flores
Timur atau sering disebut Muhang Jawa.* Lio – Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Lio, Mayarakat etnis Lio mendiami bagaian
barat Kab. Sikka dan terdiri dari beberapa sub etnis seperti Mblengu, Mego, Nualolo, dan Bu.
* Palue – Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Palue,Kelompok etnis yang mendiami pulau Palue antara lain sub-etnis Nge: Lajangawawi, Lajakarapau, Suria, Kimalaja, Cinde, Pima dan Uwi Muri.
* Tidung – Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Bajo, Kelompok etnis Kidong Bajo berasal dari Sulawesi selatan yang mendiami pulau-pulau sekitar Teluk Maumere dan sepanjang Pantai Utara (Magepanda, Alok, Kewapante, Waigete, Talibura)
Adat upacara
• 2 ritual siklus tahunan, yakni:
- Musim tanam (Wulang Leleng) dan
- Musim panen (Wulang Dereng)
• 3 siklus daur hidup (Hu’erHoreng Ata Bi’ang), yakni:
- Kelahiran (Wua DetAE Doda), terdiri dari 8 ritual, mulai dari pemberian nama hingga
penyunatan
- Pernikahan (Lema Lepo ‘Rawit Woga), termasuk ritual yang paling rumit terdiri dari 11 ritual, mulai dari ritual meminang hingga ritual mengantar istri ke pihak keluarga
suami. Adat mas kawin (belis) menurut para ahli dan sejarahwan berasal dari perintah
Ratu Dona Inez dan Ratu Dona Maria Du’a Lise Ximenes da Silva pada awal abad ke 17, guna mengangkat harkat kaum wanita di Kerajaan Sikka.
- Kematian (Huer Hereng Ata Mateng Potat), terdiri dari 7 ritual, mulai dari ritual
pembawaan kain, lilin hingga ritual
• Seni tari terdiri dari:
- Tari Upacara Ritual, berkaitan dengan kelahiran, tanam padi, hingga giring perahu.
- Tari Perang, berkaitan dengan ritual sebelum perang hingga tari kemenangan perang.
- Tari Pergaulan, seperti pesta panen, perkawinan hingga tarian yang diwarisi dari
kebudayaan Portugis seperti Tari Bobu yang merupakan drama tari kehidupan Yesus.
• Musik tradisional di Sikka sangat diwarnai oleh musik perkusi pukul yang disebut gong waning, namun alat musik lainnya juga cukup komplit, mulai dari alat perkusi pukul dari metal dan bambu, perkusi kulit (gendang), musik tiup, alat musik petik hingga gesek.
• Tradisi Tenun ikat, dimana tenun ikat tidak hanya menghasilkan tekstil semata, namun setiap motif tenun ikat selalu punya makna simbolis, bahkan pada jaman kerajaan juga menjadi penanda status adat dan sosial.
Benda Pusaka Budaya
Budaya Sikka sangat kaya dengan barang-barang pusaka budaya, baik yang asli dari
kerajaan Sikka sebelum Portugis datang maupun sesudah Portugis datang. Benda pusaka
budaya antara lain: benda peninggalan pra-sejarah (tempayan dongson, replika perahu perak Dobo), benda-benda peninggalan kebesaran kerajaan disebut Regalia, patung keagamaan(patung Bayi Yesus, Watu Cruz)
MAKANAN KHAS
1. MAGE WAIR
Kalau
diIndonesiakan sama dengan Kuah Asam. Bahan utamanya adalah ikan mentah
segar. Bersihkan dan potong-potong sesuai selera. Masak air sampai mendidih,
masukkan bawang merah, bawang putih, kunyit, halia, dan lombok besar yang sudah
dihaluskan. Masukkan air asam dan kemangi, garam kemudian masukkan ikannya. So…
dimasak deh samp matang the…. Mage wair enaknya dimakan dengan nasi atau
dijadikan makanan Lepeng (makanan penyerta saat minum Moke)
2. WOGI
Bahan
utamanya adalah ikan teri merah yang hanya muncul di perairan daerah Paga dan
sekitarnya pada bulan Oktober sampai Desember. Ikan teri merah ini diawetkan
dengn cara di campur garam dan dimasukkan dalam wadah yang tertutup rapat.
Dibiarkan 3 hari sampai 1 minggu baru bisa di santap dengan campuran-campuran
bahan lain seperti cabe, kecap, kemangi. Wogi ini sangat nikamat kalau dimakan
dengan ubu bakar atau pisang bakar.
3. LAWAR
Lawar Daun Singkong adalah
menu khas dari Nusa Tenggara Timur yang terdiri dari daun singkong serta
dipadukan dengan kelapa parut. Cocok sekali sebagai menu pelengkap.
KHAS KOTA MAUMERE
Orang Sikka
terkenal karena tenun ikat halus mereka yang berakar dalam masyarakat Sikka,
yang memiliki nilai ekonomi dan sosial yang tinggi. Produksi kain tenun ikat
Sikka mungkin yang terbaik di Flores. Perempuan Sikka banyak yang berprofesi
dalam pembuatan tenun ikat. Tenun ikat merupakan kekayaan budaya yang
dipakai dalam setiap upacara adat maupun kehidupan sehari-hari. Keunikan tenun
ikat ini merupakan ciri khas dan juga bagi suku-suku lain yang berada di
wilayah ini, termasuk ragam motif, warna maupun proses warnanya.
situs terkait:
sumber : www.inimaumere.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar